Vonis dua tahun penjara dengan perintah agar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung ditahan mengejutkan banyak pihak. Ketika Pak Ahok tidak lagi menjabat, siapa lagi gubernur yang membalas email saya?
Fakta yang saya ingat setelahnya adalah ‘percakapan langsung’ antara saya dengan Pak Ahok ‘beberapa kali’ saat dia masih menjabat Wakil Gubernur DKI. Saya masih ingat tanggal, waktu, isi percakapan, hingga respons Pak Ahok karena percakapan itu dilakukan lewat email.
Saat pasangan Joko Widodo-Ahok menang pilkada DKI tahun 2012, saya termasuk warga yang ikut senang. Lahir di Jakarta dan ber-KTP Jakarta, saya banyak berharap pada mereka dan sangat antusias ketika Pak Ahok menyebar-nyebarkan kartu nama, nomor ponsel, serta alamat email kepada warga.
Saya pernah mengirim email tentang keluhan atas pelayanan sebuah rumah sakit milik DKI di Jakarta Timur yang mengabaikan pasien. Pasien bukan keluarga saya, tidak juga kenalan saya.
Si bapak yang renta dan anfal itu ‘hanya’ ayah dari temannya sepupu saya.
Siang hari itu, 12 Agustus 2013, suara sepupu saya panik di seberang telepon. Dia bercerita bahwa ayah temannya sakit dan dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Provinsi DKI.
Meski sudah berada di RS, namun si bapak tak langsung ditangani dan dibiarkan begitu saja di beranda dengan alasan ruang ICU penuh. Tidak ada inisiatif komunikasi yang dilakukan pihak RS dengan keluarga pasien, meski sudah lebih dari 1×24 jam pasien ‘didiamkan’.
Setelah jam pulang kantor, saya meluncur ke RS. Kalau Anda punya pengalaman mengenaskan dengan RS, Anda tak perlu kenal keluarga seseorang untuk berempati pada mereka.
Singkat cerita, yang dikatakan sepupu saya benar. Pihak RS malah menjadi jengkel karena saya banyak bertanya, sampai saya diusir karena dianggap bukan keluarga sehingga tak perlu ikut campur mengenai penanganan pasien di RS tersebut.
Dalam perjalanan pulang, saya mengirim email sepanjang empat paragraf ke ahokbtp@gmail.com pada pukul 21.52 WIB. Email itu dibalas tepat jam 11 malam, meminta saya menghubungi seorang staf disertai nomor ponselnya.
Menjelang siang keesokan harinya, Kepala Dinas Kesehatan DKI menelepon saya. Dalam hati tercengang: serius ini Kadis Kesehatan DKI nelepon gue karena ngirim email ke Pak Ahok?
Klik di sini untuk lanjutkan membaca.