Akhir Cerita Nina Sang Hiperbolis

Aku tidak membalas. Rasanya terlalu konyol bila bertengkar mengenai ikan mati, atau sapi mati.

Itu salah satu penggalan kalimat yang bisa kamu temukan di halaman novel karya Mariskova ini. Pernyataan itu membantu menegaskan bahwa kita tidak perlu memusingkan atau memperpanjang persoalan yang bukan menjadi prinsip. Novel ini mengenalkan pada kita bahwa ada begitu banyak persoalan yang harus didahulukan ketimbang hanya medebatkan hal konyol dan tidak prinsipil.

to tokyo to love

Saat kita teruskan membaca, kita akan sampai pada sebuah kalimat yang jika dibaca secara utuh, pasti akan terpingkal karena tertawa geli.

Aku berhenti berlari dan melongo menatapnya. “Apa?! Maksudmu kita harus kembali ke sana dan memastikan bahwa mereka baik-baik saja?!”

Mariskova mampu mempermainkan emosi pembacanya. Meski di awal hingga akhir cerita apa yang digambarkan sangat hiperbola, tapi jalan cerita ini bisa menahan kita untuk tetap membaca, meski dengan perasaan yang campur aduk. Sebut saja bosan dan kesal karena harus sering menemukan deskripsi perasaan dan kondisi yang berlebihan secara utuh. Misal, ketika dalam sebuah kesempatan, tokoh utama novel ini, Rahmanina Utoyo alias Nina, berada dalam sebuah pusat perbelanjaan.

Telingaku sudah tak tahan mendengarkan suara-suara keras dari loudspeaker yang dipasang di tiap toko. Aku berani bertaruh suara-suara di Akihabara ini pasti terdengar sampai ke bulan.

Penggambaran secara berlebihan sebenarnya menjadi ciri khas dari novel ini. Penulis sengaja ingin mendeskripsikan secara detail apa yang terjadi pada dirinya dan apa yang dia rasakan atas berbagai hal yang mampir ke hidupnya. Selain itu, novel ini juga bisa mengajak kita tertawa karena kaya akan humor. Mariskova telah berhasil menuliskan sebuah cerita dengan konsep  yang sederhana, tapi akhir dari kisah ini tidak mudah ditebak.

Nina dalam novel ini dilukiskan sebagai perempuan yang tidak suka keramaian dan menghindari sosialisasi dengan orang lain. Kecerdasan dan pembawaan diri Nina yang tidak banyak tingkah mengantarkan dia pada sebuah kehidupan yang nyaris sempurna. Bekerja sebagai Asisten Manajer Departemen Legal di sebuah perusahaan internasional, Nina memimpikan sebuah kehidupan normal layaknya perempuan dewasa.

Tapi angannya kandas karena sebuah persoalan yang di akhir cerita ini membuat banyak hal menjadi lebih rumit. Nina punya keluarga bahagia yang membuat dia merasa cukup, teman seadanya, dan kekasih yang secara menyesal diakui telah membuat dia kehilangan “kehidupan” sendiri.

Lantas, siapakah laki-laki yang akan menggenapkan kebahagiaan Nina Sang Hiperbolis yang nyaris sempurna itu? Mengambil latar cerita di Jepang dan Indonesia, novel ini sangat mewakili novel yang berkiblat pada budaya Timur, karena tidak ada satu bagian pun dari cerita ini yang menggambarkan kehidupan cinta dengan sentuhan fisik belaka. Membaca tuntas novel beralur maju mundur ini, akan terasa banyak pelajaran yang bisa diambil di dalamnya. Terutama adalah bahwa kita yang bertanggung jawab atas pilihan hidup kita dan harus siap menanggung konsekuensi atas pilihan itu.

Judul                          : To Tokyo To Love

Penulis                       : Mariskova

Penerbit                    : Gramedia Pustaka Utama

Terbit                         : Desember 2008

Halaman                   : 296

Dimensi (LxP)          : 135x200mm

Kategori                    : Metropop

0 Shares

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *