Tidak Ada Tanda, Tanpa Pesan

Aku menjalani hariku,

seperti biasa

Tanpa ada perasaan akan ada yang terjadi

padaku dan padanya

Pada adikku

Aku menulis,

dia menghampiriku dan berkomentar

Seperti biasa

Tidak ada yang berubah pada sapanya,

aktivitasnya, wajahnya, senyumnya

Pada semua hal tentang dirinya

Tentang adikku

Aku bergegas,

seperti biasa

Layaknya hari-hari lain

saat rutinitas menyapaku dingin,

tidak dengan dia

Dengan adikku

Dia menyapku hangat,

hari itu

Seperti biasa

Tidak ada tanda, tanpa pesan

dia pergi dua hari berselang

setelah wajahnya berlumuran darah

tak sadarkan diri,

dan pergi selamanya

meninggalkan dukaku,

rasa bersalahku,

kepingan penyesalanku,

dan menyisihkan cintanya untukku

Masih terasa di kamar ini,

tempat aku dan dia beristirahat

jemari lembutnya memijati tubuh ringkihku

saksama mendengar ceritaku,

tertawa untukku,

membanggakanku di depan teman-temannya,

menghormati teman-temanku

Dia memang tak menjejakkan tanda

sebelum kepergiannya,

tak juga menyisakan sedikit pesan

Aku tahu,

dia hanya ingin aku tetap berbahagia,

tak ingin meninggalkanku dengan duka,

tapi masih membekas di benakku

wajah jelitanya yang penuh darah segar

Dan,

aku menangis!

My Room, October 21th, 2008

at 2.33 am

0 Shares

0 responses

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *